Jumat, 28 Juni 2013

8 Jurus Sakti Memotret Museum di Eropa


img 
Wisatawan mengerubuti lukisan Monalisa di Museum Louvre (Ari Saputra/detikTravel)  
Paris - Bila berkesempatan ke negara-negara Eropa, maka salah satu menu utama yakni mengunjungi museum. Museum mereka selalu ramai pengunjung dan dipenuhi koleksi unik. Namun, memotret museum tidak bisa sembarangan.

Sebagian besar museum membolehkan pengunjung museum menggunakan kamera. Namun, banyak melarang menggunakan tripod dan lampu kilat (blitz) saat memotret, yang dapat merusak koleksi museum. Bayangkan saja seandainya lukisan Monalisa karya Leonardo Da Vinci dihujani ribuan blitz setiap hari. Pasti lukisan itu bisa rusak.

Memotret di dalam museum memiliki sejumlah tantangan. Tantangan itu antara lain kondisi minim cahaya, lampu bohlam kekuningan yang bisa mengganggu cahaya, cahaya lampu yang berbeda tingkat keterangannya atau cahaya matahari yang menerobos masuk dari jendela.

Belum lagi, kondisi museum yang ramai pengunjung atau bentuk ruangan museum yang menyulitkan untuk memotret. Sisanya adalah fasad museum yang juga menarik, namun membutuhkan setting yang berbeda untuk kamera memotret indoor di dalam museum. Dari pengalaman detikTravel menjelajah Eropa beberapa waktu lalu, inilah 8 jurus sakti memotret di dalam museum di Eropa:

1. Siapkan lensa dengan diafragma lebar

Persiapkan lensa dengan diafragma lebar setidaknya hingga f/2,8. Kalau tidak memiliki, bisa pinjam teman atau sewa berbayar. Kalau diafragma terbesar hanya pada f/3,5 maka siap-siap membesarkan bilangan ISO hingga di atas 2.500.

2. Siapkan lensa lebar

Persiapkan lensa lebar untuk mengantisipasi ruangan sempit sekaligus ruangan sangat luas. Lensa lebar akan mampu menjangkau ruangan sempit karena daya jangkaunya yang luas, sehingga saat memotret tidak perlu mundur-mundur dan kepentok dinding. Sementara saat memotret dengan ruangan sangat luas, dapat terekam seluruh suasana hingga ke sudut-sudut ruang.

3. Siapkan lensa normal

Siapkan lensa normal seperti 50mm untuk memotret detil dan koleksi museum. Akan sangat beruntung bila mempunyai lensa dengan rentang lebar hingga normal sekaligus dan mempunyai diafragma besar. Misalkan lensa 24-70 dengan f/2,8 dan dipergunakan pada kamera full frame.
Kalaupun enggan berganti-ganti lensa atau tertinggal di hotel, mengcroping dari lensa lebar untuk memperoleh detil tidak masalah. Hanya saja, pastikan subjek yang akan dicroping mempunyai ketajaman yang relevan.

4. Setting ISO kamera sesuai kondisi ruangan

Setting kamera pada ISO yang sesuai dengan kondisi ruangan. Biasanya ISO diset diatas 2.000 untuk kondisi ruangan seperti ballroom di hotel-hotel. Jangan bosan dan lupa untuk menggonta-ganti ISO saat terjadi perbedaan intensitas cahaya antar ruangan. Bisa juga menggunakan ISO Auto, namun taste gambar yang dihasilkan akan berbeda dari yang manual.

5. Sebisa mungkin, gunakan White Balance manual

Sebisa mungkin menggunakan WhiteBalance (WB) secara manual yakni Kelvin. Dalam derajat Kelvin, biasanya akan dimulai dengan angka paling kecil yakni 2.500 dan terbesar 12.000. Angka terkecil untuk menyiasati suhu warna yang dingin (biru), sementara paling besar untuk suhu warna terpanas (merah).
Kalau dipusingkan dengan hitung-hitungan ini karena belum terbiasa, dapat dipergunakan WB auto. Namun itu juga belum menjamin warna menjadi natural. Karena itu masih terdapat fasilitas WB yang lain seperti tungsten yang memungkinkan warna gambar semakin natural.

6. Speed tidak terlalu lambat

Pada foto-foto detil koleksi museum pastikan speed tidak terlampau lambat supaya detil tidak shake, misalkan speed lebih dari 1/160. Namun kalau sudah terbiasa, kecepatan 1/60 pun gambar tidak shake.

7. Jangan sungkan dengan continues shoot

Continues shoot atau jepretan berturut-turut dapat mengantisipasi kemungkinan shake, speed lambat dan melawan low light. Misalkan menggunakan continues shoot 3 frame/second, biasanya dari 3 frame akan dihasilkan setidaknya satu frame dengan hasil maksimal.

8. Sabar

Memotret museum benar-benar menguji kesabaran baik secara teknis maupun non teknis. Misalkan hendak memotret dengan frame yang bersih dari para pengunjung, maka perlu menunggu momen hingga suasana sepi. Giliran akan memotret suasana ramai, eh ada satu dua orang yang justru merusak frame seperti sedang merem atau keliatan melengos. 
Kesabaran dan ketekunan menjadikan foto-foto museum semakin hidup. Termasuk bila hendak membuat slow speed, maka kesabaran menghasilkan gambar tidak goyang juga dituntut. Jadilah kesabaran ini akan terasa pada taste foto yang dihasilkan: apakah foto dihasilkan dengan terburu-buru ataukah benar-benar memotret dengan hati.

0 komentar:

Posting Komentar

 

About Us

Foto saya
Bintang Mercu Prima (BMP) Tours and Travels, tujuannya adalah untuk memberikan wisatawan standar tertinggi dalam pengaturan perjalanan dalam negri maupun luar negri dengan pengetahuan dan pemahaman tentang bagaimana untuk memberikan liburan serta perjalanan yang sempurna. BMP menyediakan berbagai jenis perjalanan yaitu Tour Package, Car Rental, Bus Rental, Study Tours.